Rabu, 25 April 2012

PERTANIAN JAGUNG


Judul jurnal
Analisis Terhadap Pertanian Jagung.

Penulis
Elyda Azarya (12110353)
Febri Inayah (12110681)
Latifah (13110973)
Siti Soleha (16110621)
Nama jurnal
Analisis Produksi dan Pemasaran jagung di desa Labuan toposo kecamatan tawaeli kabupaten Donggala.

Halaman
Cover                                                                                                 1.
Judul Jurnal                                                                                         2.
Penulis                                                                                                2.
Nama Jurnal                                                                                       2.
Halaman                                                                                             3.
Pendahuluan                                                                                       4.
Masalah                                                                                             4.
Tujuan                                                                                                4.
Tinjauan Pustaka                                                                                4.
Hipotesis                                                                                            5.
Variable yang digunakan                                                                     5.
Sampling                                                                                            5.
Kesimpulan                                                                                        5.
Keterbatasan                                                                                      6.
Implikasi                                                                                            6


Pendahuluan
Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi di masa yang akan dating. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu komoditi andalan di sektor pertanian adalah jagung, karena jagung merupakan salah satu bahan pokok makanan di Indonesia yang memiliki kedudukan cukup penting setelah beras. Selain bahan pokok makanan setelah beras, jagung banyak digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industi.

Masalah
·         belum meluasnya penggunaan varietas unggul
·         minimnya permodalan petani
·         pemakaian dan cara bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran
·         hama dan penyakit
Tujuan
·         Untuk mengetahui besarnya biaya produksi dan saluran pemasaran jagung di desa Labuan topaso kec. Tawaeli  kab. Donggala
·         Untuk memperbaiki sector pertanian khususnya jagung
·         Peningkatan produksi,factor iklim,kesuburan
·         Penggunaan benih unggul perlu mendapat perhatian lebih
·         Memilih saluran distribusi yang tepat

Tinjauan Pustaka
·         Antara Made, 1994. Pola Konsumsi Masyarakat Suku Tertinggal di Desa Dompu Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala. J. Agroland Nomor 02 Edisi Januari Tahun ke-1.
·         Basu Swasta dan Irawan, 1989. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta.
·         Lamusa Arifuddin, 2007. Konsumsi Rumah Tangga Petani di Wilayah Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) (Studi Kasus Di Desa Katu Kecamatan Lore Lindu Tengah Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah). J. Agroland. Vol. 14 (4)
·         Moehar Daniel, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
·         Mursid, 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta.
·         Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Rajawali, Jakarta.
·         Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja grafindo Persada, Jakata.
·         Soekartawi, 2000. Teori Produksi. PT Raja grafindo Persada, Jakata
·         Sofyan Assauri, 1992. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
·         Sudiyono A., 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah, Malang.
·         Suprapto, 1991. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
·         Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.

Hipotesis
·         Luas lahan
umumnya luas lahan rata-rata 0,73ha, dari hasil penelitian coob-douglas nilai regeresi luas lahan (X1) sebesar 0,58% artinya penambahanlahan 1% akan menghasilkan atau meningkatkan produksi hingga 0,58
·         Benih
Benih yang dianjurkan 30-40kg/ha dapat meningkatkan penggunaan benih dalam rangka mencapai produksi,karena menurut penelitian penambahan benih 1% akan meningkatkan produksi sebesar 0,21%
·         Tenaga kerja
Anjuran standar tenaga kerja 40 hok. Penambahan tenaga kerja 1% akan menambah produksi 0,09%
·         Pupuk
Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan 168,83kg/ha sedangkan anjuran anjurannya adalah 300-400kg/ha berarti semua harus lebih ditingkatkan guna mencapai target produksi. Hasil analisis coob-douglas koefisien regresi pupuk (x4) sebesar 0,4 artinya setiap penambahan pupuk 1% akan meningkatkan produksi 0,24%
·         Saluran pemasaran jagung
Di desa terdapat 2 saluran :
Petani-produsen-pedagang pengecer ke konsumen
Petani/produsen-pedagang pengumpul-pengecer-konsumen

variable yang digunakan
            X1= luas lahan (ha)
                        X2= benih
                        X3= tenaga kerja (HOK)
                        X4= pupuk  

 Sampling
 Jumlah sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dimana jumlah petani yang terjaring sebanyak 30 petani, seang penentuan sampel pedagang jagung digunakan metode penjajakan (tracing sampling), yaitu pengambilan sampel mengenai pedagang yang membeli jagung.


Kesimpulan
Luas lahan (X1), benih (X2), tenaga kerja (X3) dan pupuk (X4) secara simultan mempengaruhi produksi jagung dengan F-hitung (156,37) > F-tabel (4,18) pada tingkat α 1%. Secara parsial terdapat satu variabel yang berpengaruh sangat nyata yaitu luas lahan (X1) dengan t-hitung (2,88) > t-tabel (2,78), sedangkan dua variabel yang berpengaruh nyata yaitu benih (X2) dengan t-hitung (2,36) > t-tabel (2,06) dan pupuk (X4) dengan t-hitung (2,41) > t-tabel (2,06) dan satu variabel yang berpengaruh tidak nyata yaitu tenaga kerja (X3) dengan t-hitung (1,74) < t-tabel (2,06).
Margin pemasaran saluran satu memiliki margin sebesar Rp. 250/kg, sedangkan margin pemasaran saluran dua sebesar Rp. 750/kg.
Efisiensi pemasaran jagung pada saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada saluran dua.

keterbatasan
·         Belum meluasnya penggunaan varietas unggul.
·         Minimnya permodalan petani.
·         pemakaian dan cara bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran.
·         Selain peningkatan produksi dan produktivitas, factor iklim, kesuburan tanah, penggunaan benih unggul, tingkat serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan penggunaan petisida dan dari segi ekonomi dipengaruhi oleh sarana produksi pertanian, keterampilan dan pengalaman berusahatani.


Implikasi
No
Lembaga Pemasaran

Total Biaya
(Rp)

Total Nilai Produksi
(Rp)
Efisiensi (%)

1
Petani -> Pedagang Pengumpul
-> Konsumen
16.502.500,00

58.937.500,00

28,00

2
Petani -> pedagang pengumpul
-> pedagang pengecer -> konsumen
16.311.600,00

31.050.000,00

52,53



Jadi, Efisiensi pemasaran jagung pada saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada saluran dua. Maka dari itu, untuk meningkatkan hasil dari pemasaran saluran jagung, lebih baik untuk digunakan saluran satu agar mendapat hasil yang maksimal.

Jumat, 20 April 2012

NASA Rencanakan Satelit Pemanen Tenaga Surya

detail beritaWASHINGTON - Teknologi tenaga surya terus mengalami kemajuan, mulai dari panel surya sederhana sampai panel yang lebih efisien. Tetapi para ilmuwan NASA percaya langkah memaksimalkan energi berbasis matahari berikutnya akan tercapai melalui satelit permanen tenaga surya.

Idenya adalah menggunakan satelit dengan susunan cermin untuk mengumpulkan energi Matahari. Energi yang terkumpul akan dikirim kembali ke bumi dalam bentuk pancaran microwave. Demikian diwartakan PC World, Jumat (13/4/2012).

NASA berpendapat cara itu cukup realistis sehingga mereka mendanai kelompok Artemis Innovation Management Solutions untuk mengembangkan Solar Power Satellite via Arbirtrarily Large Phased Array (SPS-ALPHA).

Satelit ini akan berbentuk tulip dan dilengkapi film tipis cermin untuk memantulkan sinar matahari ke dalam sel photovoltaic. Energi matahari yang terkumpul akan diubah menjadi gelombang mikro, kemudian dikirim kembali ke stasiun penerima di Bumi dengan frekuensi dan intensitas rendah.

Pembangkit tenaga listrik di Bumi akan mengubah energi microwave menjadi listrik dan menambahkannya ke jaringan listrik. NASA mengatakan bahwa setiap susunan kaca bisa saja menghasilkan puluhan hingga ribuan megawatt energi.