Selasa, 04 Desember 2012

TIKI INDONESIA


Tugas Sistem Basis Data


DI SUSUN OLEH:

Dwie Restiani                                                                (12110217)
Febri Inayah                                                                 (12110681)
Latifah                                                                          (13110973)
Novika Ari Pahlawati                                                   (15110080)
Restu Anjani                                                                 (15110772)
Siti Soleha                                                                     (16110621)

KELAS: 3KA11



UNIVERSITAS GUNADARMA



Diagram Alir Data (DAD) Sistem Berjalan
Dari hasil riset kami didapatkan  prosedure sistem pengiriman barang berikut adalah model diagram yang dibuat.
1.                  Diagram Konteks

Diagram Konteks

Keterangan:
1.      Pkt almt lgkp = Paket Alamat Lengkap
2.      Almt tdk lgkp = Alamat Tidak Lengkap
3.      BTTKB =  Bukti Tanda Terima Kiriman Barang atau Nomor Resi
4.      Lap. Pengiriman = Laporan Pengiriman
5.      Lap. Retur = Laporan Return



  1. Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)

Diagram Nol/Zero
Keterangan:
1.      Almt lgkp = Alamat Lengkap
2.      Almt tdk lgkp = Alamat Tidak Lengkap
3.      Dt = Data
4.      BTTKB = Bukti Tanda Terima Kiriman Barang
5.      Lap. = Laporan
6.      POD = Proof of Delivery

  1. Diagram Rinci (Level Diagram).

                                                 Diagram Rinci


Keterangan:
1.      Lap. = Laporan
2.      Dt = Data
3.      BTTKB = Bukti Tanda Terima Kiriman Barang atau Nomor Resi


Kesimpulan:
PT. CV TIKI INDONESIA ini merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang bisnis jasa pengiriman barang. TIKI  Jakarta Selatan ini salah satu cabang dari PT CV TIKI INDONESIA. Dengan banyaknya permintaan pengirman barang oleh konsumen setiap harinnya, pencatatan pengiriman  barang menggunakan sistem komputer dengan menggunakan program Delphis ver3 Paket kiriman diantar kekantor pusat . Dikantor pusat paket kiriman didata kembali oleh petugas, lalu langsung dikirim ke tempat tujuan. 

Senin, 25 Juni 2012

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO: SUPPLY SIDE

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO: SUPPLY SIDE

Elyda Azarya (12110353)
 Febri Inayah (12110681) 
Latifah (13110973) 
Siti Soleha (16110621)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO: SUPPLY SIDE


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Yogyakarta pada tahun 2010 mencapai Rp5,505 milyar rupiah atas dasar harga konstan 2000 atau tumbuh lebih dari 50,9% dibanding tahun 2001 yang lalu. Sektor-sektor yang berperan besar terhadap pembentukan PDRB tersebut adalah sektor-sektor sekunder dan tersier yang meliputi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (rata-rata 25,06%); Sektor Jasa-jasa (21,8%); Sektor Transportasi dan Komunikasi (18,32%); Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (14,03%) dan Sektor Industri Pengolahan (11,67%). Sumbangan sektor-sektor tersebut terhadap PDRB riil lebih adalah 90,88%.
Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut, ada beberapa sektor yang kontribusinya semakin meningkat dan ada beberapa sektor yang kontribusi outputnya justru mengalami penurunan relatif terhadap total PDRB riil Kota Yogyakarta. Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Transportasi dan Telekomunikasi adalah sektor-sektor yang terus memberikan kontribusi yang meningkat terhadap total PDRB riil Kota Yogyakarta. Dilihat dari perhitungan LQ Kota Yogyakarta (tidak disertakan), Sektor Listrik, Gas & Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Transportasi & Telekomunikasi; Sektor Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan serta Sektor Jasa-Jasa merupakan sektor-sektor ekonomi unggulan Kota Yogyakarta.
Struktur PDRB Riil Supply Side Kota Yogyakarta Tahun 2001-2011
Hasil Analisis Location Quotient PDRB Kota Yogyakarta

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO: DEMAND SIDE
Dari sisi permintaan, PDRB Kota Yogyakarta, seperti halnya PDB Indonesia pada umumnya, didominasi oleh konsumsi, khususnya konsumsi rumah tangga. Namun, proporsi ini terus menurun setiap tahunnya. Sementara itu investasi yang dihitung dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) terus meningkat tiap tahunnya. Ini berarti ada tambahan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkualitas berasal dari investasi.Dilihat dari sudut pandang pertumbuhan, investasi di Kota Yogyakarta juga menunjukkan nilai yang selalu positif dari tahun ke tahun walau berfluktuasi.
Proporsi Jenis PDRB Demand Side Kota Yogyakarta Tahun 2001-2010
  Pertumbuhan PDRB Demand Side Kota Yogyakarta Tahun 2001-2011
 

SUMBER: http://www.gudeg.web.id/investasi/index.php?option=com_content&view=article&id=181&Itemid=255

Rabu, 25 April 2012

PERTANIAN JAGUNG


Judul jurnal
Analisis Terhadap Pertanian Jagung.

Penulis
Elyda Azarya (12110353)
Febri Inayah (12110681)
Latifah (13110973)
Siti Soleha (16110621)
Nama jurnal
Analisis Produksi dan Pemasaran jagung di desa Labuan toposo kecamatan tawaeli kabupaten Donggala.

Halaman
Cover                                                                                                 1.
Judul Jurnal                                                                                         2.
Penulis                                                                                                2.
Nama Jurnal                                                                                       2.
Halaman                                                                                             3.
Pendahuluan                                                                                       4.
Masalah                                                                                             4.
Tujuan                                                                                                4.
Tinjauan Pustaka                                                                                4.
Hipotesis                                                                                            5.
Variable yang digunakan                                                                     5.
Sampling                                                                                            5.
Kesimpulan                                                                                        5.
Keterbatasan                                                                                      6.
Implikasi                                                                                            6


Pendahuluan
Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi di masa yang akan dating. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu komoditi andalan di sektor pertanian adalah jagung, karena jagung merupakan salah satu bahan pokok makanan di Indonesia yang memiliki kedudukan cukup penting setelah beras. Selain bahan pokok makanan setelah beras, jagung banyak digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industi.

Masalah
·         belum meluasnya penggunaan varietas unggul
·         minimnya permodalan petani
·         pemakaian dan cara bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran
·         hama dan penyakit
Tujuan
·         Untuk mengetahui besarnya biaya produksi dan saluran pemasaran jagung di desa Labuan topaso kec. Tawaeli  kab. Donggala
·         Untuk memperbaiki sector pertanian khususnya jagung
·         Peningkatan produksi,factor iklim,kesuburan
·         Penggunaan benih unggul perlu mendapat perhatian lebih
·         Memilih saluran distribusi yang tepat

Tinjauan Pustaka
·         Antara Made, 1994. Pola Konsumsi Masyarakat Suku Tertinggal di Desa Dompu Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala. J. Agroland Nomor 02 Edisi Januari Tahun ke-1.
·         Basu Swasta dan Irawan, 1989. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta.
·         Lamusa Arifuddin, 2007. Konsumsi Rumah Tangga Petani di Wilayah Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) (Studi Kasus Di Desa Katu Kecamatan Lore Lindu Tengah Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah). J. Agroland. Vol. 14 (4)
·         Moehar Daniel, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
·         Mursid, 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta.
·         Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Rajawali, Jakarta.
·         Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja grafindo Persada, Jakata.
·         Soekartawi, 2000. Teori Produksi. PT Raja grafindo Persada, Jakata
·         Sofyan Assauri, 1992. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
·         Sudiyono A., 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah, Malang.
·         Suprapto, 1991. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
·         Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.

Hipotesis
·         Luas lahan
umumnya luas lahan rata-rata 0,73ha, dari hasil penelitian coob-douglas nilai regeresi luas lahan (X1) sebesar 0,58% artinya penambahanlahan 1% akan menghasilkan atau meningkatkan produksi hingga 0,58
·         Benih
Benih yang dianjurkan 30-40kg/ha dapat meningkatkan penggunaan benih dalam rangka mencapai produksi,karena menurut penelitian penambahan benih 1% akan meningkatkan produksi sebesar 0,21%
·         Tenaga kerja
Anjuran standar tenaga kerja 40 hok. Penambahan tenaga kerja 1% akan menambah produksi 0,09%
·         Pupuk
Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan 168,83kg/ha sedangkan anjuran anjurannya adalah 300-400kg/ha berarti semua harus lebih ditingkatkan guna mencapai target produksi. Hasil analisis coob-douglas koefisien regresi pupuk (x4) sebesar 0,4 artinya setiap penambahan pupuk 1% akan meningkatkan produksi 0,24%
·         Saluran pemasaran jagung
Di desa terdapat 2 saluran :
Petani-produsen-pedagang pengecer ke konsumen
Petani/produsen-pedagang pengumpul-pengecer-konsumen

variable yang digunakan
            X1= luas lahan (ha)
                        X2= benih
                        X3= tenaga kerja (HOK)
                        X4= pupuk  

 Sampling
 Jumlah sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dimana jumlah petani yang terjaring sebanyak 30 petani, seang penentuan sampel pedagang jagung digunakan metode penjajakan (tracing sampling), yaitu pengambilan sampel mengenai pedagang yang membeli jagung.


Kesimpulan
Luas lahan (X1), benih (X2), tenaga kerja (X3) dan pupuk (X4) secara simultan mempengaruhi produksi jagung dengan F-hitung (156,37) > F-tabel (4,18) pada tingkat α 1%. Secara parsial terdapat satu variabel yang berpengaruh sangat nyata yaitu luas lahan (X1) dengan t-hitung (2,88) > t-tabel (2,78), sedangkan dua variabel yang berpengaruh nyata yaitu benih (X2) dengan t-hitung (2,36) > t-tabel (2,06) dan pupuk (X4) dengan t-hitung (2,41) > t-tabel (2,06) dan satu variabel yang berpengaruh tidak nyata yaitu tenaga kerja (X3) dengan t-hitung (1,74) < t-tabel (2,06).
Margin pemasaran saluran satu memiliki margin sebesar Rp. 250/kg, sedangkan margin pemasaran saluran dua sebesar Rp. 750/kg.
Efisiensi pemasaran jagung pada saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada saluran dua.

keterbatasan
·         Belum meluasnya penggunaan varietas unggul.
·         Minimnya permodalan petani.
·         pemakaian dan cara bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran.
·         Selain peningkatan produksi dan produktivitas, factor iklim, kesuburan tanah, penggunaan benih unggul, tingkat serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan penggunaan petisida dan dari segi ekonomi dipengaruhi oleh sarana produksi pertanian, keterampilan dan pengalaman berusahatani.


Implikasi
No
Lembaga Pemasaran

Total Biaya
(Rp)

Total Nilai Produksi
(Rp)
Efisiensi (%)

1
Petani -> Pedagang Pengumpul
-> Konsumen
16.502.500,00

58.937.500,00

28,00

2
Petani -> pedagang pengumpul
-> pedagang pengecer -> konsumen
16.311.600,00

31.050.000,00

52,53



Jadi, Efisiensi pemasaran jagung pada saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada saluran dua. Maka dari itu, untuk meningkatkan hasil dari pemasaran saluran jagung, lebih baik untuk digunakan saluran satu agar mendapat hasil yang maksimal.