Dari hasil riset kami didapatkanprosedure sistem pengiriman barang berikut
adalah model diagram yang dibuat.
1.Diagram
Konteks
Diagram Konteks
Keterangan:
1.Pkt almt lgkp = Paket Alamat Lengkap
2.Almt tdk lgkp = Alamat Tidak Lengkap
3.BTTKB =Bukti Tanda Terima Kiriman Barang atau Nomor Resi
4.Lap. Pengiriman = Laporan Pengiriman
5.Lap. Retur = Laporan Return
Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)
Diagram Nol/Zero
Keterangan:
1.Almt
lgkp = Alamat Lengkap
2.Almt
tdk lgkp = Alamat Tidak Lengkap
3.Dt
= Data
4.BTTKB
= Bukti Tanda Terima Kiriman Barang
5.Lap.
= Laporan
6.POD
= Proof of Delivery
Diagram Rinci (Level Diagram).
Diagram Rinci
Keterangan:
1.Lap.
= Laporan
2.Dt
= Data
3.BTTKB
= Bukti Tanda Terima Kiriman Barang atau Nomor Resi
Kesimpulan:
PT. CV TIKI INDONESIA
ini merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang bisnis jasa pengiriman
barang. TIKIJakarta Selatan ini salah
satu cabang dari PT CV TIKI INDONESIA. Dengan banyaknya permintaan pengirman
barang oleh konsumen setiap harinnya, pencatatan pengirimanbarang menggunakan sistem komputer dengan
menggunakan program Delphis
ver3
Paket kiriman diantar kekantor pusat . Dikantor pusat paket kiriman didata
kembali oleh petugas, lalu langsung dikirim ke tempat tujuan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kota Yogyakarta pada tahun 2010 mencapai Rp5,505 milyar rupiah atas
dasar harga konstan 2000 atau tumbuh lebih dari 50,9% dibanding tahun
2001 yang lalu. Sektor-sektor yang berperan besar terhadap pembentukan
PDRB tersebut adalah sektor-sektor sekunder dan tersier yang meliputi
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (rata-rata 25,06%); Sektor
Jasa-jasa (21,8%); Sektor Transportasi dan Komunikasi (18,32%); Sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (14,03%) dan Sektor Industri
Pengolahan (11,67%). Sumbangan sektor-sektor tersebut terhadap PDRB riil
lebih adalah 90,88%.
Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut, ada
beberapa sektor yang kontribusinya semakin meningkat dan ada beberapa
sektor yang kontribusi outputnya justru mengalami penurunan relatif
terhadap total PDRB riil Kota Yogyakarta. Sektor Bangunan; Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Transportasi dan
Telekomunikasi adalah sektor-sektor yang terus memberikan kontribusi
yang meningkat terhadap total PDRB riil Kota Yogyakarta. Dilihat dari
perhitungan LQ Kota Yogyakarta (tidak disertakan), Sektor Listrik, Gas
& Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor
Transportasi & Telekomunikasi; Sektor Keuangan, Real Estate &
Jasa Perusahaan serta Sektor Jasa-Jasa merupakan sektor-sektor ekonomi
unggulan Kota Yogyakarta.
Struktur PDRB Riil Supply Side Kota Yogyakarta Tahun 2001-2011
Hasil Analisis Location Quotient PDRB Kota Yogyakarta
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO: DEMAND SIDE
Dari sisi permintaan, PDRB Kota
Yogyakarta, seperti halnya PDB Indonesia pada umumnya, didominasi oleh
konsumsi, khususnya konsumsi rumah tangga. Namun, proporsi ini terus
menurun setiap tahunnya. Sementara itu investasi yang dihitung dari
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) terus meningkat tiap
tahunnya. Ini berarti ada tambahan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang
berkualitas berasal dari investasi.Dilihat dari sudut pandang
pertumbuhan, investasi di Kota Yogyakarta juga menunjukkan nilai yang
selalu positif dari tahun ke tahun walau berfluktuasi.
Proporsi Jenis PDRB Demand Side Kota Yogyakarta Tahun 2001-2010
Pertumbuhan PDRB Demand Side Kota Yogyakarta Tahun 2001-2011
Analisis Produksi
dan Pemasaran jagung di desa Labuan toposo kecamatan tawaeli kabupaten Donggala.
Halaman
Cover1.
Judul Jurnal2.
Penulis2.
Nama Jurnal2.
Halaman 3.
Pendahuluan4.
Masalah 4.
Tujuan4.
Tinjauan Pustaka4.
Hipotesis5.
Variable yang
digunakan5.
Sampling5.
Kesimpulan5.
Keterbatasan6.
Implikasi6
Pendahuluan
Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian
besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis
pertumbuhan ekonomi di masa yang akan dating. Hal ini dapat dicapai dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Salah
satu komoditi andalan di sektor pertanian adalah jagung, karena jagung
merupakan salah satu bahan pokok makanan di Indonesia yang memiliki kedudukan
cukup penting setelah beras. Selain bahan pokok makanan setelah beras, jagung
banyak digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industi.
Masalah
·belum meluasnya penggunaan
varietas unggul
·minimnya permodalan petani
·pemakaian dan cara bercocok
tanam yang belum memenuhi anjuran
·hama dan penyakit
Tujuan
·Untuk mengetahui besarnya biaya
produksi dan saluran pemasaran jagung di desa Labuan topaso kec. Tawaelikab. Donggala
·Untuk memperbaiki sector
pertanian khususnya jagung
·Peningkatan produksi,factor
iklim,kesuburan
·Penggunaan benih unggul perlu
mendapat perhatian lebih
·Memilih saluran distribusi yang
tepat
Tinjauan Pustaka
·Antara Made, 1994. Pola Konsumsi Masyarakat Suku Tertinggal di
Desa Dompu Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala. J. Agroland Nomor 02
Edisi Januari Tahun ke-1.
·Basu Swasta dan Irawan, 1989. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,
Yogyakarta.
·Lamusa Arifuddin, 2007. Konsumsi Rumah Tangga Petani di Wilayah
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) (Studi Kasus Di Desa Katu Kecamatan Lore Lindu
Tengah Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah). J. Agroland. Vol. 14
(4)
·Moehar Daniel, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi
Aksara, Jakarta.
·Mursid, 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara.
Jakarta.
·Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran
Hasil-Hasil Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Rajawali, Jakarta.
·Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT
Raja grafindo Persada, Jakata.
·Soekartawi, 2000. Teori Produksi. PT Raja grafindo
Persada, Jakata
·Sofyan Assauri, 1992. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan
Strategi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
·Sudiyono A., 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas
Muhammadiyah, Malang.
·Suprapto, 1991. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya,
Jakarta.
umumnya luas lahan rata-rata 0,73ha, dari hasil penelitian coob-douglas
nilai regeresi luas lahan (X1) sebesar 0,58% artinya penambahanlahan 1% akan
menghasilkan atau meningkatkan produksi hingga 0,58
·Benih
Benih yang dianjurkan 30-40kg/ha dapat meningkatkan penggunaan benih
dalam rangka mencapai produksi,karena menurut penelitian penambahan benih 1%
akan meningkatkan produksi sebesar 0,21%
·Tenaga
kerja
Anjuran standar tenaga kerja 40 hok. Penambahan tenaga kerja 1% akan
menambah produksi 0,09%
·Pupuk
Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan 168,83kg/ha sedangkan anjuran
anjurannya adalah 300-400kg/ha berarti semua harus lebih ditingkatkan guna
mencapai target produksi. Hasil analisis coob-douglas koefisien regresi pupuk
(x4) sebesar 0,4 artinya setiap penambahan pupuk 1% akan meningkatkan produksi
0,24%
Jumlah sampel dilakukan secara acak sederhana
(simple random sampling) dimana jumlah petani yang terjaring sebanyak 30
petani, seang penentuan sampel pedagang jagung digunakan metode penjajakan
(tracing sampling), yaitu pengambilan sampel mengenai pedagang yang membeli
jagung.
Kesimpulan
Luas lahan (X1), benih
(X2), tenaga kerja (X3) dan pupuk (X4) secara simultan mempengaruhi produksi
jagung dengan F-hitung (156,37) > F-tabel (4,18) pada tingkat α 1%. Secara
parsial terdapat satu variabel yang berpengaruh sangat nyata yaitu luas lahan
(X1) dengan t-hitung (2,88) > t-tabel (2,78), sedangkan dua variabel yang
berpengaruh nyata yaitu benih (X2) dengan t-hitung (2,36) > t-tabel (2,06)
dan pupuk (X4) dengan t-hitung (2,41) > t-tabel (2,06) dan satu variabel
yang berpengaruh tidak nyata yaitu tenaga kerja (X3) dengan t-hitung (1,74)
< t-tabel (2,06).
Margin pemasaran saluran satu memiliki margin sebesar Rp. 250/kg,
sedangkan margin pemasaran saluran dua sebesar Rp. 750/kg.
Efisiensi
pemasaran jagung pada saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada
saluran dua.
keterbatasan
·Belum meluasnya
penggunaan varietas unggul.
·Minimnya permodalan
petani.
·pemakaian dan cara
bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran.
·Selain peningkatan
produksi dan produktivitas, factor iklim, kesuburan tanah, penggunaan benih
unggul, tingkat serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan penggunaan petisida
dan dari segi ekonomi dipengaruhi oleh sarana produksi pertanian, keterampilan
dan pengalaman berusahatani.
Implikasi
No
Lembaga Pemasaran
Total Biaya
(Rp)
Total Nilai Produksi
(Rp)
Efisiensi (%)
1
Petani -> Pedagang Pengumpul
->
Konsumen
16.502.500,00
58.937.500,00
28,00
2
Petani -> pedagang pengumpul
->
pedagang pengecer -> konsumen
16.311.600,00
31.050.000,00
52,53
Jadi, Efisiensi pemasaran jagung pada
saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada saluran dua. Maka dari itu,
untuk meningkatkan hasil dari pemasaran saluran jagung, lebih baik untuk
digunakan saluran satu agar mendapat hasil yang maksimal.